Trump Diserang, Namun Bursa Berjangka AS Tetap Stabil – Pada Sabtu, 13 Juli 2024, mantan Presiden AS Donald Trump ditembak di telinganya selama kampanye di Butler, Pennsylvania. Menurut laporan FBI, kejadian tersebut dianggap sebagai perancanan pembunuhan. Untungnya trump selamat dari serangan tersebut. Pelaku penembakan dilaporkan tewas, sementara satu orang yang hadir serta dua penonton mengalami luka parah.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa dia telah berbicara dengan Donald Trump setelah kejadian penembakan tersebut, dan kemudian mengutuk kekerasan dalam pidatonya tidak lama setelahnya.
Pada Senin, 15 Juli 2024, Konvensi Nasional Partai Republik dimulai di kota Milwaukee. Partai Republik berencana untuk secara resmi mencalonkan Donald Trump sebagai kandidat presiden mereka untuk pemilihan presiden tahun 2024. Trump dijadwalkan untuk mengumumkan pasangannya dalam acara konvensi tersebut.
Meskipun pasar menginginkan stabilitas, upaya pembunuhan terhadap calon presiden dapat memicu ketidakpastian. Namun, Donald Trump berhasil selamat dari insiden tersebut, yang mungkin dapat mengurangi kekhawatiran. Hal ini menjadikan Trump tetap menjadi kandidat utama untuk menjadi presiden berikutnya.
Trump kemungkinan besar meraih kemenangan pada bulan November berkat janji-janjinya untuk memperluas pemangkasan pajak dan meningkatkan tarif. Dalam debat presiden yang diadakan oleh CNN bulan lalu, ia menegaskan rencananya untuk menerapkan tarif 10 persen pada semua impor, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan menimbulkan keraguan terhadap penurunan suku bunga.
Menurut penelitian Morgan Stanley, diperkirakan bahwa perluasan pemangkasan pajak pada tahun 2017 akan secara signifikan meningkatkan defisit, yang dapat mendorong nilai dolar AS yang sudah tinggi menjadi lebih tinggi lagi. Namun, hal ini juga berpotensi memperburuk krisis inflasi di AS yang sedang berlangsung. Pada awal pekan ini, laporan keuangan juga dirilis oleh perusahaan seperti Goldman Sachs dan BlackRock.
Bursa Saham Asia pada 15 Juli 20
Sebagian besar bursa saham di Asia Pasifik mengalami penurunan pada perdagangan Senin, 15 Juli 2024, karena data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang dirilis tidak memenuhi ekspektasi pasar.
Pada sisi lain, investor juga mempertimbangkan dampak reli akhir pekan lalu setelah upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump, seperti yang dilaporkan oleh CNBC.
Menurut Presiden Quantum Strategy, David Roche, Trump memiliki peluang besar untuk memenangkan kursi kepresidenan, terutama dengan potensi kenaikan kemenangan Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat.
Pada Senin, Biro Statistik China mengumumkan bahwa ekonomi China tumbuh sebesar 4,7 persen pada kuartal II, yang lebih rendah dari harapan ekspektasi ekspansi sebesar 5,1 persen berdasarkan jajak pendapat Reuters. Pertumbuhan ini juga lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 5,3 persen yang tercatat pada kuartal I sebelumnya.
Selain itu, penjualan ritel China pada bulan Juni juga di bawah perkiraan, naik 2 persen year-on-year, lebih rendah dari harapan sebesar 3,3 persen dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Pada bulan Mei 2024, tercatat peningkatan penjualan sebesar 3,7 persen.
Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,22 persen, dipimpin oleh penurunan saham konsumen non-siklikal dan real estate. Sementara itu, indeks CSI300 stagnan setelah data ekonomi yang dirilis ternyata lebih buruk dari perkiraan.
Pimpinan China dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan yang dikenal sebagai Pleno Ketiga pekan ini. Analis memperkirakan pertemuan tersebut akan fokus pada tingkat utang pemerintah daerah yang tinggi dan sektor manufaktur dibandingkan dengan sektor real estate.
Di Korea Selatan, Indeks Kospi naik 0,14 persen menjadi 2.860,92, sementara Indeks Kosdaq bertambah 0,3 persen menjadi 852,88. Indeks ASX 200 di Australia mencapai level tertinggi dan menguat 0,73 persen ke posisi 8.017,6.
Donald Trump Ditembak, Begini Respons Pasar AS
Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump mengalami penembakan saat melakukan kampanye di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Insiden ini memicu reaksi cepat dari para pedagang, yang mencari aset-aset yang lebih aman dan mengevaluasi kembali perdagangan yang paling terkait dengan pencalonan mantan Presiden Donald Trump setelah kejadian tersebut.
Menurut Nick Twidale, Kepala Analis Pasar di ATFX Global Markets, tidak diragukan lagi bahwa akan terjadi arus proteksionisme atau perlindungan aset aman di Asia. Saya memprediksi emas bisa mencapai titik tertinggi sepanjang masa, kita akan melihat yen dibeli, dolar, dan dana mengalir ke Treasury juga,” seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Minggu (14/7/2024).
Namun, respons awal pasar menunjukkan bahwa penembakan tersebut meningkatkan kemungkinan Trump untuk memenangkan pemilihan, yang dapat mengubah fokus ke sekuritas yang paling terpengaruh oleh kebijakannya, dengan potensi dampak negatif pada Departemen Keuangan.
Twidale menjelaskan bahwa aset yang terkait dengan perdagangan Trump mencakup dolar, Treasury, saham di penjara swasta, perusahaan kartu kredit, dan perusahaan asuransi kesehatan.
Investor Melihat Kebijakan Partai Republik
Investor sedang mempertimbangkan dampak kebijakan Partai Republik terkait tarif, imigrasi, dan defisit yang diperkirakan akan mempengaruhi penguatan dolar, kenaikan imbal hasil obligasi, serta kondisi yang lebih menguntungkan bagi sektor ekuitas.
Pedagang juga memperhatikan ukuran-ukuran pasar terkait perkiraan volatilitas pada hari Senin (15/7), termasuk dampaknya terhadap yuan Tiongkok yang sensitif terhadap kebijakan tarif AS.
Trump melaporkan bahwa ia ditembak di telinga kanannya saat berlangsungnya rapat umum politik di Butler, Pennsylvania. Tim kampanyenya mengonfirmasi bahwa ia “baik-baik saja” setelah insiden tersebut, di mana satu peserta kampanye tewas akibat tembakan, dan pelaku penembakan tersebut ditembak mati oleh Dinas Rahasia AS.
Terjadi Gejolak
Para ahli strategi telah meramalkan kemungkinan gejolak dalam pemilu November ini, terutama karena kekhawatiran yang masih ada di Partai Demokrat terkait pencalonan Presiden Joe Biden setelah debatnya bulan lalu.
“Investor juga berhadapan dengan kemungkinan bahwa pemilu ini akan berakhir dengan perselisihan panjang atau kekerasan politik,” kata seorang analis.
Namun, peristiwa seperti di Pennsylvania hanya memiliki sedikit preseden. Ketika Presiden Ronald Reagan ditembak empat dekade lalu, pasar saham turun sebelum ditutup lebih awal.
Pada hari berikutnya, 31 Maret 1981, S&P 500 naik lebih dari 1% dan imbal hasil Treasury 10-tahun turun 9 basis poin menjadi 13,13%, menurut data Bloomberg.
Marko Papic, Kepala Strategi BCA Research Inc, mengatakan investor obligasi perlu memperhatikan perkembangan ini karena serangan tersebut dapat meningkatkan peluang kemenangan Trump.
Menurut saya, pasar obligasi seharusnya mempertimbangkan bahwa peluang Presiden Trump untuk menang semakin meningkat dibandingkan dengan pesaingnya. Dan saya yakin bahwa dengan meningkatnya peluang tersebut, kemungkinan terjadinya kerusuhan di pasar obligasi juga akan meningkat,” kata Papic.
Kyle Rodda, Analis Pasar Keuangan Senior di Capital.com, mengamati bahwa kliennya beralih ke Bitcoin dan emas setelah peristiwa penembakan tersebut. Nilai mata uang kripto ini meningkat setelah berita penembakan menyebar.
Peristiwa ini menyebabkan perubahan dinamakia politik Amerika dan banyaknya kekeran politik. Bagi pasar, ini merupkan aliran dan ke tempat yang aman, meskipun lebih menuju ke tempat yang non-tradisonal,” tambah Rodda.